Virus Corona dan Dampak Terhadap Pariwisata di Kepri

Turis dari China merupakan salah satu wisatawan yang rutin berkunjung ke sejumlah provinsi di Indonesia, termasuk Kepri khususnya Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan sejak beberapa tahun terakhir. Namun akibat munculnya virus corona yang muncul sejak akhir desember lalu di negara tirai bambu itu, membuat Pemerintah China melarang biro perjalanan wisata setempat untuk menyelenggarakan perjalanan kelompok (group tour) ke luar negeri.

Pelarangan itu diumumkan pada Sabtu , 25 Januari 2020. Seperti dikutip New York Times, Pemerintah China memerintahkan menunda keberangkatan semua grup tur serta penjualan paket tiket dan hotel ke luar negeri.  Langkah ini diambil sebagai upaya pemerintah untuk menahan penyebaran virus corona ke negara-negara lain.

Sedangkan grup tur yang tengah dalam perjalanan wisata di luar negeri tetap bisa melanjutkan perjalanan tersebut. Tapi travel agent harus terus memonitor kesehatan wisatawan yang mereka bawa.

Pelarangan warga China untuk berkunjung ke luar negeri dipastikan akan memengaruhi industri pariwisata global, termasuk Indonesia dan Kepri khususnya. Seperti diketahui berdasarkan data terakhir tahun lalu dari Badan Pusat Statistik mencatat jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau pada Agustus 2019 sebanyak 265.718

Selama bulan Januari sampai dengan Agustus 2019 tersebut jumlah kunjungan wisman berkebangsaan Tiongkok sebesar 196.629 kunjungan atau 10,41 persen dari total kunjungan ke Kepri. Jumlah ini merupakan peringkat kedua, karena kunjungan wisman peringkat pertama ke Kepri ditempati oleh turis berkebangsaan Singapura yang tercatat sebanyak 881.716 orang.

Sementara Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) sendiri telah mengumumkan satu kasus positif virus corona yang menggemparkan dunia. Seperti diwartakan The Straits Times pada Kamis, 23 Januari 2010 , seorang pria lanjut usia berusia 66 tahun dipastikan positif terinfeksi virus yang pertama kali merebak di Wuhan, provinsi Hubei, China.

Pria itu dipastikan positif terinfeksi virus Corona setalah datang ke negara tersebut dari Wuhan, China. Ia diketahui menumpang pesawat China Southern Flight CZ351 yang mengudara melalui Guangzhou.

Bahkan berdasarkan dilansir website weixin.qq dotcom data dari Penerbangan Sipil Changshuan Wuhan,  sebelum kota itu “ditutup” warga Wuhan yang terbang ke luar negeri mempunyai jumlah tujuan terbesar kedua adalah Singapura setelah Thailand yakni hingga 9934 orang.

Bobby Jayanto, S.IP yang merupakan salah seorang pelaku usaha pariwisata di Kepri berpendapat, dampak dari virus corona dan pelarangan dari pemerintah China itu akan berpengaruh berbagai sektor pariwisata di Kepri.

Jumlah kunjungan wisatawan yang menurun tidak hanya berdampak pada tingkat hunian hotel tapi termasuk sarana pengangkutan ferry antar pulau dan negara, seperti ferry ke Singapura dan Malaysia. Hal ini diakibatkan banyak orang yang diliputi kekhawatiran sehingga menunda bepergian ke luar kota dan keluar negeri.

Bobby Jayanto yang juga anggota DPRD Kepri ini mengatakan, sejumlah pihak yang terkait dengan industri pariwisata seperti pengelola hotel dan pemandu wisata di Tanjungpinang, kawasan Trikora serta Lagoi mulai mengeluhkan kondisi ini.

Menurutnya pelarangan dari Pemerintah China terhadap warganya berwisata ke luar negeri itu sebenarnya positif jika dilihat dari sisi kesehatan banyak orang di dunia. Apalagi penyebaran virus itu termasuk cepat dan vaksin untuk mengobatinya belum ada atau masih terus dicari atau diteliti.

Namun efek terhadap pariwisata yang menyebabkan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan, harus disikapi oleh pemerintah daerah seperti Kepri, Tanjungpinang dan Bintan. Menurutnya pemerintah setidaknya harus bisa membantu mengalihkan pekerjaan bagi para pemandu wisata dan operator wisata lainnya, agar mereka tetap bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan sampai kunjungan wisata normal kembali seperti sedia kala.

Bobby JayantoOpiniPariwisataVirus Corona
Comments (0)
Add Comment